ANALISIS DORAMA JEPANG “Ometesando Koukou Gasshoubu!” Karya Sutradara : Yasuharu Ishii, Katsuhiko Ikeda, Akio Yoshida

Hasil gambar untuk omotesando koukou gasshoubu

Souce : Google

Sinopsis Cerita 
Bercerita tentang Makoto (Kyoko Yoshine) murid pindahan dari kagawa prefecture ke SMA Ometesando di Tokyo. Makoto sangat antusias dengan paduan suara, dan ia ingin bergabung pada klub paduan suara yang sangat terkenal di SMA Ometesando. Tapi, ternyata klub paduan suara di SMA Ometesando sekarang sudah tidak aktif. Makoto memutuskan untuk kembali membangun paduan suara di SMA Ometesando. Makoto adalah seorang gadis remaja yang memiliki semangat tinggi untuk menghidupkan lagi paduan suara yang sudah tidak aktif di sekolah barunya. Walaupun banyak teman-temannya yang selalu meremehkan paduan suara, makoto tidak menyerah dan terus berjuang agar banyak yang tertarik untuk bergabung pada klub paduan suara di sekolahnya.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ijime beserta penjelasannya?
2. Bagaimana unsur instrinsik pada dorama ometesando koukou gasshoubu?
3. Bagaimana karakter utama pada ometesando koukou gasshoubu?
4. Bagaimana analisis psikologi pada karakter antagonis?
5. Bagaimana unsur entrinsik pada dorama ometesando koukou gasshoubu?

Teori
Untuk mengetahui unsur – unsur apa saja yang terdapat dalam dorama Ometesando Koukou Gasshoubu, kami menggunakan teori psikologi sastra. Teori psikologi sastra merupakan  ilmu yang mengkaji karya sastra dari sudut kejiwaannya. Menurut Harjana (1991: 60) pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati dan menyikapi kehidupan. Teori ini juga dapat menggambarkan kekuatan dan kekacauan batin manusia karena hakekat kehidupan manusia itu adalah perjuangan menghadapi kekalutan batinnya sendiri. Perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari bagi setiap orang belum sepenuhnya menggambarkan diri mereka masing-masing. Apa yang diperlihatkan belum tentu sama dengan apa yang sesungguhnya terjadi di dalam dirinya karena manusia seringkali berusaha menutupinya. Kejujuran, kecintaan, kemunafikan, dan lain-lain, berada di dalam batin masing-masing orang yang kadang-kadang terlihat gejalanya dari luar dan kadang-kadang tidak. Oleh sebab itu kajian tentang perwatakan para tokoh berhubungan dengan segi kejiwaan.

1. Pengertian Ijime
Istilah ijime berasal dari kata ijimeru (苛める) yang memiliki arti harafiah sebagai tindakan, memarahi, dan mencaci maki. Kata tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah istilah sosial yang digunakan untuk menggambarkan salah satu bentuk tindakan penganiayaan yang terjadi dalam masyarakat Jepang. Para sosiolog Jepang secara sederahana mendefinisikan ijime sebagai tindakan penganiaayaan yang terjadi di dalam kelompok masyarakat Jepang (http://saniroy.wordpress.com/2006/10/18). Penganiayaan atau ijime seperti dikenal di Jepang adalah masalah manusia yang akan terus berlangsung hingga entah kapan. Segala jenis penindasan, hardikan di sekolah, gangguan atau diskriminasi di dalam masyarakat. Itu semua adalah ijime (Uchida, 1993 : 1). Sementara menurut Akiko Digakunai (2005 : 2), ijime diartikan secara harfiahnya sebagai masalah kenakalan anak – anak sekolah di tingkat pendidikan paling dasar dan menengah berupa penganiayaan, penghinaan, penyiksaan baik segi mental maupun fisik yang mereka lakukan di antara mereka sendiri.
Faktor banyaknya kasus ijime yang terjadi di Jepang tidak lepas dari kebudayaan yang membentuk masyarakat Jepang karena wujud lain kebudayaan dapat berupa sistem sosial karena yang berbentuk tindakan ada pada diri manusia. Sistem sosial ini terdiri dari kegiatan – kegiatan manusia dalam berinteraksi antar individu dan kelompok dari waktu ke waktu dengan pola tertentu.
Bentuk – Bentuk Ijime di Jepang Tujuan utama dari tindakan ijime adalah menganiaya secara mental. Akan tetapi sering pula tindakan ijime juga melibatkan penyiksaan fisik yang mengarah pada tindakan kriminal. 
Barbara Coloroso (2006:47-50) memaparkan bentuk-bentuk ijime ke dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Ijime verbal berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, makian, penghinaan (baik yang bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, gossip dan lain sebagainya.
2. Ijime secara fisik berupa memukuli, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, mencakar serta meludahi korban yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta menghancurkan barang-barang milik korban yang tertindas.
3. Ijime secara relasional (pengabaian) yaitu pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa yang meengejek dan bahasa tubuh yang kasar.
4. Ijime elektronik yaitu perilaku ijime yang dilakukan melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya digunakan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.
Perilaku ijime pada dorama ometesando koukou gasshoubu episode 2 ditunjukan ketika yuria menampar rina karena rina tidak diperbolehkan untuk bergabung dengan klub paduan suara ometesando. Yuria juga mengintimidasi rina dengan kata-kata yang menyakiti hati rina.

2. Unsur Intrinsik pada Dorama Ometesando Koukou Gasshoubu
1. Tema
Tema yang diangkat pada dorama ini adalah persahabatan dan keluarga. Hal itu dapat dilihat ketika kagawa makoto mampu mempersatukan teman-temannya yang memiliki karakter yang berbeda dan sebelumnya saling bersinggungan namun karena kegigihan makoto, makoto mampu mempersatukan teman-temannya menjadi kompak. Makoto juga sering menolong teman-temannya ketika mereka sedang dalam kesulitan, rasa saling menolong pada dorama ini sangat kuat, ditunjukan pada episode 2 ketika tasuku miyazaki masih mengurung diri di kamarnya dan tidak berani untuk keluar rumah, makoto terus berjuang dengan sering mengunjungi tasuku miyazaki di rumahnya dan terus membujuk tasuku miyazaki untuk kembali ke sekolah dan bergabung dengan klub paduan suara.
2. Judul
Judul yang dipilih pada dorama ini yaitu ometesando koukou gasshoubu menunjukan cerita utama pada sekolah ini adalah tentang kehidupan anak SMA yang tergabung pada klub paduan suara di sekolahnya.
3. Alur
Alur pada dorama ini adalah maju mundur. Alur mundur ditunjukan pada beberapa adegan masa lalu kedua orang tuanya yang sempat menuntut ilmu di sekolah yang sama dengan kagawa makoto, dulu kedua orang tuanya juga merupakan anggota dari klub paduan suara di sekolahnya. Alur maju lebih difokuskan pada keseharian kagawa makoto, bagaimana ia mampu melewati segala rintangan yang dihadapi di sekolahnya.
Setiap episode pada dorama ini selalu diawali dengan pengenalan tokoh utama serta apa yang sudah terjadi di episode sebelumnya. Konflik pada dorama ini lebih menonjol pada karakter antagonis yang selalu iri terhadap makoto, ia akan melakukan berbagai cara untuk merusak klub paduan suara. Tetapi sebenarnya ada konflik bathin yang dihadapi tokoh antagonis (tani yuria) ketika ia harus dituntut untuk selalu menjadi artis yang populer oleh orang tuanya, dan tidak diperbolehkan untuk bertemu ayah kandungnya oleh ibunya.
Komplikasi pada dorama ometesando koukou gasshoubu episode 2 adalah ketika kagawa makoto ingin tasuku miyazaki yang ia ketahui sebelumnya adalah anggota paduan suara di ometesando untuk kembali ke sekolah dan bergabung pada klub paduan suara. Makoto sangat ingin sekali tasuku miyazaki kembali bergabung dengan klub paduan suara karena klub paduan suara sekolahnya terancam tidak mendapatkan perizinan jika anggotanya hanya sedikit, dan untuk memenuhi harmonisasi suara pada anggota paduan suaranya. Karena kejadian pada waktu itu ketika Tasuku Miyazaki dianggap sebagai pencuri oleh semua teman-temannya, teman-teman sekelasnya menentang niat baik makoto dan tidak ingin tasuku miyazaki kembali ke sekolah. Bukan hanya teman-teman sekelasnya yang menentang, tetapi teman-teman sesama anggota klub paduan suara juga sangat menentang hal itu untuk terjadi, mereka beranggapan bahwa tasuku miyazaki sudah merusak nama baik klub paduan suara. Tapi, makoto tetap percaya bahwa miyazaki adalah anak yang baik dan ia berhak untuk mendapatkan kesempatan untuk kembali ke sekolah. Makoto tetap bersikeras untuk mengunjungi rumah tasuku miyazaki dan membujuknya untuk kembali bergabung dengan klub paduan suara ometesando. Ketika teman-teman anggota klub paduan suara melihat kegigihan kagawa makoto, mereka juga tergerak untuk membantu kagawa makoto, akhirnya mereka bersama-sama membujuk tasuku miyazaki sampai akhirnya tasuku miyazaki pun merasa luluh dan ingin kembali bernyanyi dengan klub paduan suara di sekolah ometesando.

4. Penokohan 
A. Analisis Karakter Utama
Karakter utama pada dorama ometesando koukou gasshoubu yang bernama kagawa makoto memiliki sifat yang ceria, memiliki semangat yang tinggi, suka menolong, dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Pada dorama ini pemeran utama sangat berperan penting untuk mempersatukan teman-temannya untuk bergabung pada klub paduan suara sekolahnya. Kagawa makoto juga memiliki kesabaran yang tinggi, ketika banyak masalah ia tetap berusaha untuk ceria dan bersemangat menjalani hari-harinya di sekolah yang penuh dengan tantangan. Karena rasa sukanya pada paduan suara, makoto sangat berambisi untuk menghidupkan kembali paduan suara di sekolahnya.

Hasil gambar untuk omotesando koukou gasshoubu
   
(sumber: google)

B. Analisis Psikologi Pada Karakter Antagonis
Karakter antagonis pada dorama ini bernama Tani Yuria. Yuria adalah teman sekelas Kagawa Makoto yang juga sedang merintis sebagai artis remaja di Tokyo. Yuria dan dua orang temannya sering sekali membully Kagawa Makoto dikarenakan Makoto sangat ambisius untuk menghidupkan kembali klub paduan suara di sekolahnya. Kaito, pria yang disukai Yuria juga sangat dekat dengan Makoto sehingga Yuria sangat kesal dengan makoto. Alasan Yuria sering membully Makoto dan teman-teman sekelas yang lain dikarenakan latar belakang keluarga Yuria yang broken home. Yuria memiliki banyak tekanan dari ibunya dikarenakan dia dituntut untuk menjadi artis yang populer. Yuria juga tidak diperbolehkan bertemu dengan ayah kandungnya dikarenakan ayah kandungnya homeless dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Pada saat SMP, Yuria pernah menjadi korban bully-an sehingga ia memiliki rasa ingin meluapkan emosinya dengan melampiaskan dendamnya untuk membully orang lain di SMA nya agar ia tidak dapat lagi dibully oleh orang lain. Dengan begitu, Ia dapat melindungi dirinya dari bully-an seperti apa yang dia alami pada waktu SMP. Biasanya orang yang menjadi korban bully-an Yuria adalah teman-temannya yang hanya melakukan kesalahan kecil. Contohnya pada episode 2, ketika Tasuku Miyazaki melihat Yuria sedang memberi uang kepada ayah kandungnya yang homeless, Yuria menyadari bahwa Miyazaki telah melihat dirinya sedang bersama ayah kandungnya tersebut. Karena takut Tasuku Miyazaki akan menyebarkan hal tersebut kepada teman teman sekelasnya, Yuria pun membuat sebuah fitnah terhadap Miyazaki sehingga Miyazaki dituduh sebagai pencuri. Akhirnya Miyazaki memutuskan untuk tidak datang ke sekolah lagi selama 6 bulan. Karena kejadian ini, Miyazaki menjadi hikikomori dan tidak berani untuk keluar rumah. Miyazaki merasa kehilangan kepercayaan dari semua orang.
     
Hasil gambar untuk omotesando koukou gasshoubu
C. Tokoh Pendukung
Natsume Kaito Aihara Honoka
Hikita Rina Yamada Andrew
Sakuraba Daisuke Kagawa Mayumi
Miyazaki Tasuku Kagawa Yuuji
Sasaki Miko Kagawa Minayo
Aiba Rentaro Seyama Emiri
Hasumi Kyoko Amakusa Goro
Kiriboshi Nami Amakusa Goro
Takeuchi Fuka Harada Banzai
Osone Tokuko Suzuki Ariake

5. Latar
Latar pada dorama ini berada di sekolah dan rumah masing-masing karakter. Namun, karena tokoh utama merupakan murid sekolah jadi lebih banyak adegan yang dilakukan di sekolah dan waktu ketika jam sekolah berlangsung.

6. Amanat
Dorama ini mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan. Meskipun cara untuk mewujudkan keinginan tersebut, penuh dengan rintangan. Namun dengan tekad yang kuat, kita pasti bisa mewujudkannya. Jika kita berada di posisi yang penuh dengan tekanan seperti tokoh antagonis dalam dorama ini, kita harus mampu menghadapi masalah, bukannya melampiaskan amarah kita kepada orang lain dengan cara menyakiti orang lain. Kita bisa belajar bahwa kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki. Dorama ini juga menyoroti tentang makna dari sebuah persahabatan, bagaimana kita berhati – hati dalam memilih teman. 

Gambar terkait

Hasil gambar untuk omotesando koukou gasshoubu

source : google

2. Unsur Entrinsik Pada Dorama Ometesando Koukou Gasshoubu
Perasaan sutradara ketika menyutradarai dorama ometesando koukou gasshoubu terkesan penuh dengan perasaan yang bahagia, dapat dilihat pada beberapa adegan yang penuh dengan keceriaan dan mengharukan, walaupun ada beberapa suasana yang terkesan menegangkan namun selalu dapat diatasi dengan keceriaan yang ditunjukkan pada pemeran utama dalam dorama tersebut. Sutradara ingin menunjukkan suasana yang nyata terjadi pada kehidupan sekolah menengah atas pada umumnya di jepang, penuh dengan rintangan dan tantangan kehidupan namun tetap harus dihadapi dengan semangat serta dukungan dari sahabat-sahabat di sekolah. Pada dorama ini dapat dilihat dari beberapa permasalahan yang terjadi pada kehidupan makoto, mulai dari tidak adanya paduan suara di sekolah barunya, kurangnya minat teman-teman di sekolahnya untuk bergabung pada paduan suara ometesando, makoto sering diperlakukan tidak baik oleh yuria, dan permasalahan kedua orang tuanya yang ingin bercerai, namun dengan tekad yang kuat satu persatu permasalahannya dapat terselesaikan dengan baik. Sutradara ingin memberi pesan kepada penonton, khususnya para remaja untuk terus berjuang dengan tekad yang sungguh-sungguh demi meraih mimpi walaupun dihadapkan oleh banyaknya permasalahan di dalam kehidupannya.

Gambar terkait

KESIMPULAN
Kesimpulan dari dorama ometesando koukou gasshoubu adalah meskipun banyak rintangan yang menghadang kita, kita harus tetap berjuang untuk melalui rintangan yang ada, dan percaya bahwa hal yang kita inginkan akan terwujud melalui usaha yang keras tanpa menyerah sedikitpun. Dorama ini juga mengajarkan kita bagaimana kita harus saling menolong sesama teman, tanpa berprasangka buruk pada teman yang akan kita tolong. Kita juga harus menghargai setiap usaha keras yang dilakukan oleh teman kita, tanpa harus menyakiti perasaan teman kita. Banyak sekali nilai moral yang dapat diambil dari dorama ini, khususnya tentang perilaku ijime yang dilakukan oleh tokoh antagonis terhadap tokoh utama, kita diajarkan untuk tetap tangguh dan ceria seperti tokoh utama pada dorama ini.


DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37956/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada 25 November 2015 pukul 07.07)
http://asianwiki.com/Omotesando_Koukou_Gasshoubu! (diakses pada 25 November 2015 pukul 07.09)
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127140-RB08V32a-Analisis%20dampak-Literatur.pdf  (diakses pada 25 November 2015 pukul 07.10)


Tugas Kesusastraan Jepang
By : Rizka, Gitta, Andri

Komentar