Review Drama Korea Doctors

Hai.. kali ini gue mau sedikit cerita tentang drama korea yang barusan gue tonton judulnya doctors udah episode 14 tadi tinggal 2 episode lagi ehee. Jadi drama korea doctors ini sesuai ya sama judulnya tentang kedokteran gitu deh seru kok dramanya recomended lah! Tapi hati hati buat kalian yang takut liat darah apalagi adegan belek membelek bagian tubuh pas lagi adegan operasi wkwk gua aja sampe kebal liatnya tapi seru jadi tau proses operasi itu kaya apa, apa aja yang dilakuin sama dokter pas lagi operasi. Btw, sebenernya gue ga pengen bahas panjang kali lebar tentang drama ini sih tapi kebablasan dikit ya yaudah maapin ya hehe. Gue pengen ceritain aja sih secuplik cerita pendukung di drama ini khususnya yang episode 14, nyambung sih dari 13 ke 14 hehe pokoknya gitu deh. Nah di episode minggu ini nyeritain tentang seorang ayah yang punya 2 anak laki-laki masih kecil yang satunya jalannya agak pincang karena gangguan syaraf, yang satunya tadinya dianggap baik-baik aja tapi ternyata ada gangguan syaraf juga karena dia terlalu sering ketawa dan kalo lari suka jatoh jatoh dan pas salah satu dokter liat keadaannya, dokter langsung menduga kalo ada yang aneh dari si anak, dan menganggap ketawanya adalah sebuah penyakit. Setelah meneliti dengan seksama, dokter memutuskan mengoperasi mereka tapi dengan dokter yang berbeda biar lebih fokus. Pekerjaan si ayah disini ga tetap, jadi kondisi keuangan mereka sangat lemah, sementara ibu mereka udah meninggal, jadi si ayah jadi ayah tunggal dan harus banting tulang untuk biaya operasi kedua anaknya. Hutang ayahnya ternyata banyak, tapi anak-anaknya tetap bangga sama ayahnya, tetap mengerti keadaan ayahnya, dan tetap tersenyum setiap ketemu ayahnya. Ayahnya bekerja dari pagi sampai larut malam, dan anak-anaknya tetap bersyukur walaupun di rumah sakit ga ditemenin ayahnya. Kata sang (hae) kepada sang dokter ketika memeriksa keadaannya “ayah bilang aku harus menjaga adik kalo ayah lagi ga ada”, “kata ayah aku harus menuruti kaka kalo ayah ga ada” balas sang adik (dal). Gue pas denger kata-kata itu langsung nyessss bangettt rasanya betapa rukun dan saling menyayanginya mereka. Ayahnya bener-bener mengajarkan sesuatu yang baik kepada anak-anaknya walaupun mereka kekurangan tapi mereka punya kasih sayang satu sama lain yang sangat melimpah. Karena ayahnya selalu dikejar-kejar oleh pihak administrasi rumah sakit dan bank karena hutang-hutangnya ayahnya benar-benar tertekan dan bingung harus mendapatkan uang yang banyak untuk biaya operasi dan obat darimana lagi. Dokter hyejung sempat menyanggupi untuk meminjamkan uangnya untuk biaya operasi hae dan dal tapi masih ada beberapa kesulitan di bagian kesejahteraan sosial rumah sakit karena pekerjaan ayah hae dan dal yang tidak tetap. Sampai akhirnya ayah dal dan hae liat brosur tentang bantuan biaya penuh untuk anak yatim piatu di bagian kesejahteraan sosial. Gue udah degdegser pas liat adegan ini takutnya ayahnya pengen bunuh diri biar anaknya yatim piatu terus dapat bantuan itu. Pas besoknya, bagian administrasi rumah sakit datengin ayah dal dan hae di depan kamar dal dan hae dan pas itu dal dan hae beserta dokter2 lainnya liat, bapak admin marah-marah keras banget sama ayahnya dal dan hae gara-gara ga bayar-bayar biaya operasi, sang ayah cuma nunduk sambil minta maaf terus-terusan, tiba-tiba dal dan hae menghampiri sang ayah dan mereka marah sambil nangis belain ayah mereka di depan pak admin, mereka ga terima pak admin bicara kasar sama ayahnya. Anak-anak yang luar biasa sayangggg bangettttt sama ayahnya. Keesokan harinya, malam hari, dal dan hae udah tidur ditemani oleh ayahnya, ayahnya ga kuat untuk nahan air matanya sambil ngelus kepala dan cium kedua pipi anak-anaknya sambil bilang “kalian gapapa kan kalo ayah ga ada? saranghae”. Setelah bilang gitu, ayah dal dan hae keluar dari kamar lalu naik lift menuju gedung paling atas di rumah sakit. Untungnya dokter hyejung sempat liat ayah dal dan hae tapi keburu tutup liftnya pas dokter mau nyapa, terus dia ngerasa ga enak kok naik ke gedung paling atas malem-malem. Dan bener aja dugaan gue sebelumnya, ayahnya mau loncat dari atas gedung rumah sakit, dia mau bunuh diri demi anak-anaknya supaya kebutuhan kesehatannya bisa terpenuhi. Dokter hyejung buru-buru naik ke atas, dan cegah perbuatan dosa yang mau dilakuin si ayah. Si ayah nangis sambil banyak bicara sama dokter hyejung. Belum tau lagi lanjutannya gimana hehe tiba-tiba langsung bersambung. Dari cerita ini kita bisa petik pelajarannya bahwa sayang seorang ayah terhadap anak-anaknya begitu luar biasa, dan sang ayah mengajarkan tentang arti saling menyayangi dan melindungi satu sama lain terhadap anak-anaknya walaupun kondidsi mereka yang serba kekurangan, namun menyerah dengan cara seperti itu keputusan yang sangat sangat salah besar. Tapi menurut gue, kebijakan rumah sakit seharusnya benar-benar diperhatikan rumah sakit harusnya mampu melayani dan memprioritaskan kesehatan pasiennya terlebih dahulu ketimbang biaya, kita juga harus ngertiin posisi orang-orang yang belum punya biaya banyak untuk operasi, yang penting bisa bantu kesehatan dulu jangan cuma memprioritaskan materi.

Komentar